Selasa, 27 Maret 2012

FOWL CHOLERA


Fowl cholera(avian cholera, avian pasteurellosis, avian hemorrhagic septicemia) merupakan penyakit yang di sebabkan oleh bakterial yang mudah menular dan menyerang pada berbagai jenis unggas, termasuk ayam. Penyakit ini bersifat septisemik akut, yang di tandai oleh adanya mordibitas dan mortalitas yang tinggi, yang di sertai oleh pendarahan yang ekstensif dan perubahan septisemik lainnya, walaupun bentuk kronis kerapkali juga muncul.
Penyakit ini merupakan kelompok penyakit infeksius pada unggas yang disebabkan oleh kuman pasteurellae dan bakteri lain yang mirip pasteurellae. Bakteri penyebab pasteurellosis meliputi pasteurella multocida,pesteurella hemolytica dan pasteurella gallinarum jarang yang bersifat patogenik pada unggas.

A.      Kejadian penyakit
Kolera unggas biasanya ditemukan secara sporadik atau enzootik pada berbagai negaradidunia yang memelihara unggas. Kalkun, itik dan angsa adalah jenis unggas yang peka terhadap kolera unggas. Kolera unggas biasanya menyerang unggas pada umur 6 minggu. Kejadian penyakit ini sangat erat hubungannya bengan berbagai faktor penyebab stres, misalnya pergantian cuaca yang mendadak, fluktuasi temperatur dan kelembaban, pindah kandang, potong paruh, perlakuan faksinasi yang berlebihan, pergantian pakan yang mendadak dan terserang penyakit imunosupresif ataupun penyakit parasiter.

B.      Etiologi
Kolera disebabkan oleh pasteureella multocida, yang merupakan bakteri gram- negatif, non-mortil, tidak membentuk spora dan membentuk batang tunggal, berpasangan atau kadang sebagai cincin atau filamen. Bakteri ini mudah dibunuh dengan berbagai jenis desinfektan dan terkena sinar matahari langsung. Kuman ini dapat dibunuh pada temperatur 56°C selama 15 menit dan pada temperatur 60°C selama 10 menit. Larutan 1% formalin, fenol, NaOH, beta-propiolakton atau glutaraldehida dan larutan 0.1% benzalkonium klorida dapat membunuh sekitar 440 juta kuman ini dalam waktu 5 menit pada temperatur 24°C.

C.      Cara penularan
Cara penularan penyakit ini dalam suatu flok sulit untuk ditentukan. Ayam yang menderita penyakit kolera secara kronis merupakan sumber penularan penyakit yang paling penting. Penularan penyakit ini dapatn terjadi melalui leleran hidung, mulut atau kotoran ayam sakit. Penularan melalui udara diperkirakan tidak penting:cara penularan yang penting adalah melalui air minum/ tempat minum. Bakteri ini biasanya masuk ke dalam jaringan melalui membrana mukosa laring atau saluran pernafasan bagian atas, tetapi juga dapat masuk melalui konjungtiva ataupun luka pada permukaan jaringan.

D.      Gejala klinik
Kolera merupakan salah satu penyakit yang mempunyai variasi yang paling besar dalam gejala klinik dan lesi yang ditimbulkan. Manifestasi penyakit ini dapat ditemukan dalam bebrapa bentuk, yaitu perakut, akut, kronis dan lokal. Walaupun demikian gejala yang dapat diamati secara jelas hanya bentuk akut dan kronis. Masa inkubasi penyakit ini bekisarantara 3-9 hari.

INFECTIOUS CORYZA (SNOT)


 Merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri, yang menyerang pada pernafasan. Penyakit ini bersifat sangat infeksius & terutama menyerang saluran pernafasan bagian atas.  Snot mempunyai arti ekonomis yang penting dalam industri perunggasan sehubungan dengan peningkatan jumlah ayam di afkir, penurunan berat bada, penurunan produksi telur (10%-40%), dan peningkatan biaya pengobatan.
A.      Kejadian penyakit
Penyakit ini dapat di temukan di berbagai daerah, hampir pada setiap periode pemeliharaan ayam (ayam broiler/ petelur). Kasus snot terutama ditemukan pada saat pergantian musim(kemarau ke hujan atau sebaliknya) atau selama periode curah hujan tinggi.  Penyakit ini sulit dihilangkan karena faktor pendukungnya sulit untuk dihilangkan, sehubungan kondisi managemen peternakan & cuaca di Indonesia, misalnya sistem perkandangan (ventilasi kurang memadai, jarak kandang sempit, kepadatan kandang, & kadar amoniak yang tinggi), umur ayam yang bervariasi dalam satu lokasi & fluktuasi temperatur & kelembaban yang cenderung tinggi.

B.      Eiologi
Penyakit ini disebabkan oleh haemophilus paragallinarum, yang merupakan bakteri gram-negatif, yang berbentuk batang pendek atau cocobacilli, tercat poolar, non-mortil, tidak membentuk spora, fakultatif anaerobe dan membentuk faktor – V.

C.      Cara penularan
Penyakit ini ditularkan oleh burung Merak, ayam Mutiara, burung Puyuh. Penularan hanya terjadi secara Horizontal. Infectious coryza terutama ditemukan pada saat pergantian musim/ berhubungan dengan adanya berbagai jenis stres, misal akibat cuaca, lingkungan kandang, nutrisi, perlakuan vaksinasi & penyakit imunosupresif.

D.      Gejala klinik
Penyakit ini dapat ditemukan pada  ayam semua umur, sejak umur 3 minggu sampai masa produksi. Ayam dewasa cenderung bereaksi lebih parah di banding ayam muda. Penyakit ini tersifat oleh masa inkubasi yang pendek, antara 24 – 48 jam, kadang kadang sampai 72 jam, dengan proses penyakit yang dapat berlangsung 6 – 14 hari, tetapi  dapat juga berlangsung beberapa bulan (2-3 bulan). Pada ayam dewasa, masa inkubasi biasanya lebih pendek, tetapi proses penyakitnya cenderung lebih lama.
Gejala yang paling awal adalah bersin, yang diikuti oleh adanya eksudat seru sampai mukoid dari rongga hidung ataupun mata. Jika proses penyakit berlanjut, maka cairan encer menjadi kental(mukopurulen sampai purulen) & berbau busuk/ tidak sedap & bercampur dengan kotoran/ sisa pakan. Kumpulan eksudat tersebut menyebabkan pembekakan pada daerah fasial & sekitar mata (apabila di raba akan terasa empuk). Ayam yang sembuh akan mempunyai kekebalan tertentu terhadap infeksi ulang.


E.       Penanggulangan
1.       Pengobatan
Penggunaan obat dalam bentuk  kombinasi yang bersifat sinergestik atau obat golongan flumekuin maupun kuinolon lebih menjanjikan, daripada jenis antibiotik / antibakteri. Di samping  pemberian obat, maka diperlukan juga rehabilitasi pada jaringan yang rusak dengan pemberian multivitamin ataupun peningkatan nilai nutrien dari pakan; menghilangkan  faktor pendukung terjadinya snot dan tindakan sanitasi/ desinfeksi untuk menghilangkan sumber infeksi.
2.       Pengendalian dan pencegahan
Faktor pengamanan biologis yang ketat perlu dipertahankan, misalnya sanitasi/ desinfeksi yang ketat, sistem perkandangan yang memadai dan istirahat kandang yang cukup (sekitar 2 minggu).
Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin inaktif sekitar umur 8-11 minggu dan 3-4 minggu sebelum produksi (sekitar umur 17 minggu)

thebegundals