Selasa, 27 Maret 2012

INFECTIOUS CORYZA (SNOT)


 Merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri, yang menyerang pada pernafasan. Penyakit ini bersifat sangat infeksius & terutama menyerang saluran pernafasan bagian atas.  Snot mempunyai arti ekonomis yang penting dalam industri perunggasan sehubungan dengan peningkatan jumlah ayam di afkir, penurunan berat bada, penurunan produksi telur (10%-40%), dan peningkatan biaya pengobatan.
A.      Kejadian penyakit
Penyakit ini dapat di temukan di berbagai daerah, hampir pada setiap periode pemeliharaan ayam (ayam broiler/ petelur). Kasus snot terutama ditemukan pada saat pergantian musim(kemarau ke hujan atau sebaliknya) atau selama periode curah hujan tinggi.  Penyakit ini sulit dihilangkan karena faktor pendukungnya sulit untuk dihilangkan, sehubungan kondisi managemen peternakan & cuaca di Indonesia, misalnya sistem perkandangan (ventilasi kurang memadai, jarak kandang sempit, kepadatan kandang, & kadar amoniak yang tinggi), umur ayam yang bervariasi dalam satu lokasi & fluktuasi temperatur & kelembaban yang cenderung tinggi.

B.      Eiologi
Penyakit ini disebabkan oleh haemophilus paragallinarum, yang merupakan bakteri gram-negatif, yang berbentuk batang pendek atau cocobacilli, tercat poolar, non-mortil, tidak membentuk spora, fakultatif anaerobe dan membentuk faktor – V.

C.      Cara penularan
Penyakit ini ditularkan oleh burung Merak, ayam Mutiara, burung Puyuh. Penularan hanya terjadi secara Horizontal. Infectious coryza terutama ditemukan pada saat pergantian musim/ berhubungan dengan adanya berbagai jenis stres, misal akibat cuaca, lingkungan kandang, nutrisi, perlakuan vaksinasi & penyakit imunosupresif.

D.      Gejala klinik
Penyakit ini dapat ditemukan pada  ayam semua umur, sejak umur 3 minggu sampai masa produksi. Ayam dewasa cenderung bereaksi lebih parah di banding ayam muda. Penyakit ini tersifat oleh masa inkubasi yang pendek, antara 24 – 48 jam, kadang kadang sampai 72 jam, dengan proses penyakit yang dapat berlangsung 6 – 14 hari, tetapi  dapat juga berlangsung beberapa bulan (2-3 bulan). Pada ayam dewasa, masa inkubasi biasanya lebih pendek, tetapi proses penyakitnya cenderung lebih lama.
Gejala yang paling awal adalah bersin, yang diikuti oleh adanya eksudat seru sampai mukoid dari rongga hidung ataupun mata. Jika proses penyakit berlanjut, maka cairan encer menjadi kental(mukopurulen sampai purulen) & berbau busuk/ tidak sedap & bercampur dengan kotoran/ sisa pakan. Kumpulan eksudat tersebut menyebabkan pembekakan pada daerah fasial & sekitar mata (apabila di raba akan terasa empuk). Ayam yang sembuh akan mempunyai kekebalan tertentu terhadap infeksi ulang.


E.       Penanggulangan
1.       Pengobatan
Penggunaan obat dalam bentuk  kombinasi yang bersifat sinergestik atau obat golongan flumekuin maupun kuinolon lebih menjanjikan, daripada jenis antibiotik / antibakteri. Di samping  pemberian obat, maka diperlukan juga rehabilitasi pada jaringan yang rusak dengan pemberian multivitamin ataupun peningkatan nilai nutrien dari pakan; menghilangkan  faktor pendukung terjadinya snot dan tindakan sanitasi/ desinfeksi untuk menghilangkan sumber infeksi.
2.       Pengendalian dan pencegahan
Faktor pengamanan biologis yang ketat perlu dipertahankan, misalnya sanitasi/ desinfeksi yang ketat, sistem perkandangan yang memadai dan istirahat kandang yang cukup (sekitar 2 minggu).
Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin inaktif sekitar umur 8-11 minggu dan 3-4 minggu sebelum produksi (sekitar umur 17 minggu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar